Macam-macam Nyeri Ketika Jima'


Jakarta, Aktivitas seksual tak melulu lempeng-lempeng saja. Pasti ada salah satu pasangan yang merasakan ketidaknyamanan atau bahkan nyeri saat penetrasi dan biasanya hal ini kerap kali dialami oleh wanita. Kondisi ini disebut dengan dyspareunia.

Dyspareunia dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun psikis. Tapi jika Anda mengalaminya, konsultasikan pada dokter Anda untuk menentukan penyebab dan memilih terapi yang tepat dan efektif. Berikut beberapa jenis penyebab dyspareunia yang umum ditemukan pada wanita termasuk cara mengatasinya seperti dilansir Foxnews, Senin (13/5/2013).


1. Vagina mengering
Pelumasan atau lubrikasi vagina yang buruk identik dengan rendahnya kadar hormon estrogen, yang akan terus menurun seiring dengan terjadinya kehamilan, masa menopause atau saat menjalani terapi kanker payudara.

Untuk itu, jika kondisi ini terjadi pada seseorang maka ia harus segera mendiskusikannya dengan dokter. Pasalnya pengeringan vagina bisa jadi berujung pada kondisi yang lebih serius seperti penyakit autoimun yaitu sindrom Sjogren.

Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obatan oral tertentu seperti obat pengendali kelahiran, beta blocker dan antidepresan. Tapi terlepas dari faktor-faktor tersebut, seks sendiri seringkali terasa sangat menyakitkan, terutama bagi wanita. Bahkan hal ini mendorong banyak wanita untuk enggan bercinta atau cenderung menahan nyeri tak sehat dalam upaya untuk memuaskan pasangan.

Beberapa opsi pengobatan vagina mengering antara lain:

- Terapi hormon seperti mengembalikan estrogen dan progesteron ke kadar normal agar mekanisme alami di balik pelumasan vagina.
- Konsumsi lemak tak jenuh tunggal dan lemak polyunsaturated dalam pola makan (10-20 persen dari kalori harian)
- Banyak minum air untuk menjaga kelembaban dan fungsi membran mukus tubuh agar tetap normal
- Hindari produk-produk yang dapat menghilangkan kelembaban vagina seperti sabun dan deodoran antibakteri
- Gunakan pelumas atau lubrikan berbahan air atau yang alami-alami saja

2. Lichen sclerosis
Lichen sclerosis merupakan gangguan pada vulva atau bagian eksternal dari kelamin wanita. Tentu saja kondisi ini dapat menyebabkan penetrasi terasa menyakitkan. Bahkan gangguan ini dapat menyebabkan perubahan progresif pada kulit vulva hingga kulitnya menjadi tipis, berkerut dan mudah memar atau robek. Gejala lain misalnya gatal, nyeri, berdarah dan lecet.

Wanita yang mengalami gejala-gejala ini sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter karena lichen sclerosis juga dapat dikaitkan dengan tingginya risiko kanker vulva. Lichen sclerosis ini sendiri sebenarnya dapat diobati, biasanya dengan steroid topikal, tapi sekali terdiagnosis kondisi ini secara umum menyerang individu untuk seumur hidupnya.

3. Konsumsi obat pengontrol kelahiran
Nyeri saat bercinta itu juga dapat dikaitkan dengan penggunaan pil pengontrol kelahiran, tepatnya menyebabkan gangguan hormonal sehingga menimbulkan nyeri saat bercinta. Secara spesifik, pil pengendali kelahiran menyebabkan peningkatan kadar hormon seks yang mengikat globulin, termasuk testosteron bebas dan mengakibatkan terjadinya atrofi vagina (peradangan dinding vagina) pada wanita muda.

Sayangnya gangguan itu kerap masih berlanjut meski Anda tak lagi mengonsumsi pil KB. Untuk itu, terapi penggantian hormon bisa jadi pilihan pengobatan yang efektif untuk mengembalikan kadar hormon agar seimbang serta memulihkan nyeri saat bercinta.

4. Vulvodynia
Vulvodynia adalah sindrom nyeri pada vulva yang ditandai dengan hipersensitivitas terhadap sentuhan pada bagian introitus (jalan masuk vagina). Kondisi ini dapat mengakibatkan sering terjadinya infeksi pada vagina, terutama infeksi jamur.

Bagi wanita yang vaginanya rentan terkena infeksi jamur sebaiknya hindari sumber iritasi seperti pewarna rambut dan parfum. Di samping itu, penting untuk menjaga agar vulva tetap bersih dan kering serta rutin gunakan lubrikan menjelang bercinta.

Tapi jika infeksi jamurnya terus berkelanjutan atau Anda terus mengalami nyeri saat bercinta, segera konsultasikan dengan dokter. Hal ini dapat diimbangi dengan pola makan yang sehat begitu pula konsumsi probiotik oral dan probiotik vaginal sebagai pengobatan efektif untuk meminimalisir terjadinya infeksi jamur dan mencegah munculnya penyakit tersebut.

Namun sejumlah dokter akan meresepkan steroid untuk mengobati vulvodynia, padahal ini bukanlah solusi terbaik. Steroid yang dipakai secara terus-menerus dapat menipiskan kulit vagina dari waktu ke waktu sehingga meningkatkan rasa nyeri ketika bercinta. Lebih baik gunakan obat topikal atau suntikan interferon sebagai alternatif yang lebih baik untuk mengobati vulvodynia.

5. Vaginismus
Pada kasus-kasus tertentu, nyeri saat bercinta itu hanyalah semata karena pengencangan otot-otot pinggul bawah secara paksa atau biasa disebut dengan vaginismus. Kondisi ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter. Untuk kasus ini, pengobatan terbaiknya adalah terapi fisik pada pinggul bawah, diikuti dengan penggunaan dilator vagina secara bertahap.

6. Nyeri mendalam
Nyeri yang mendalam selama berhubungan seksual dapat diakibatkan oleh sejumlah faktor, misalnya beberapa jenis kanker tertentu, endometriosis, fibroid dan polycystic ovary syndrome (PCOS). Tapi dengan penanganan dini, perkembangan kondisi ini dapat dicegah, yang tak hanya dapat mengancam kehidupan seksual Anda tapi juga kesuburan hingga kondisi kesehatan secara menyeluruh.



(vit/vta)
http://health.detik.com/read/2013/05/13/182307/2244682/1391/apapun-penyebabnya-nyeri-saat-bercinta-itu-bisa-diatasi-dengan-ini?u18=1

0 komentar:

Copyright © 2013 Catatan Hidup Sehat.